Selasa, 17 Februari 2009

KEKUATAN PIKIRAN

Andrie Wongso
02 Desember 2007 - 11:11
KEKUATAN PIKIRAN
Action & Wisdom Motivation Training


Dikisahkan, ada seorang ibu yang sangat menyayangi putra tunggalnya. Karena rasa kuatir yang sangat, ditambah maraknya berita penculikan di media massa, si ibu pun memberi nasihat kepada putranya, "Nak, kalau matahari sudah tidak bersinar lagi, jangan keluar rumah ya. Karena saat gelap seperti itulah roh jahat mulai bermunculan. Ada yang disebut kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain. Pokoknya mahkluk jelek, hitam, dan jahat. Maka belajar baik-baik di dalam rumah saja ya, terutama malam hari, oke?" sang anak, yang sedikit penakut, dengan senang hati mematuhi nasehat ibunya.

Setelah beranjak remaja, si anak tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Seringkali, ketakutannya yang berlebihan itu terbawa-bawa dalam mimpi. Tidak jarang, ketika tidur ia tiba-tiba terbangun dengan berteriak histeris serta bersimbah peluh ketakutan. Kedua orangtuanya pun menjadi khawatir melihat perkembangan jiwa si anak. Berbagai nasehat bernada menghibur yang disampaikan si orangtua kepada anaknya tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kadang si anak justru merasa orangtuanya berusaha mencelakai dia.

Suatu hari, sang kakek mendengar kondisi cucunya tersebut. Maka, ia pun segera menyempatkan diri berkunjung ke rumah anaknya. Setelah memikirkan dengan seksama, suatu sore, si kakek mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama-sama dengan beberapa orang tetangga dan teman si cucu. Sesampainya di pasar malam itu, mereka pun bersenang-senang. Sang cucu dan teman-temannya bermain dan melihat berbagai pertunjukkan hingga malam hari. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.

Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya. "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri, kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satu pun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiran kamu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan."

Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu mengubah mindset dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.

Pembaca yang budiman,

Mendidik anak dengan nada ancaman atau dengan menakutinya, walaupun untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian benar!

Hukum pikiran bersifat universal dan berlaku untuk siapa saja, baik anak-anak atau orang dewasa, yakni you are what you think, Anda adalah apa yang Anda pikirkan! Maka, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. You are what you believe, Anda adalah apa yang Anda percayai!

Senin, 16 Februari 2009

SOK TAHU...What?


'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa
sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca

Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk
optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.

Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis
Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia. Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan
Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal,
terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah. Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan
kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham
Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32) Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga
dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi). Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat
Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran. Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.

Bagaimana dengan Diri Kita???



regards...
dari SURYANTO - Monday, 3 November 2008, 10:18 PM
Studen UT



SETIAP DETIK KITA SEMUA BERGERAK


Setiap detik, kita semua bergerak -bila kita tidak mendekati, kita menjauhi cita-cita kita. Bila Anda berani mencintai pekerjaan Anda, dalam mengupayakan keuntungan bagi orang banyak, maka kehidupan surga Anda telah telah dimulai dikehidupan dunia Anda. Mohon Anda sadari bahwa Tuhan mengambil alih tugas menghitung imbalan untuk Anda yang bekerja bagi kebaikan kehidupan orang banyak. Marilah kita menjadi lebih patuh dalam membangun keahlian kita. Dia yang belajar untuk patuh di satu bidang akan mampu memimpin di bidang itu. Orang yang menolak dan memprotes segala sesuatu, tidak akan mampu memimpin apa pun. Apa pun keraguan Anda untuk masa depan, itu semua akan Anda menangkan bila Anda ikhlas saja menjalani yang baik. Memang tidak mudah, tetapi bila Anda bersedia untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan, Anda akan menikmati yang telah dicapai oleh mereka yang cemerlang - lebih awal daripada mereka.
Bila Anda berani, mencintai pekerjaan Anda dalam mengupayakan keuntungan bagi orang banyak, maka kehidupan surga Anda telah dimulai di kehidupan dunia Anda.
PERIKSALAH SIKAP ANDA
Alasan utama dari lambatnya pencapaian kemajuan bagi banyak pribadi, adalah tidak tepatnya pilihan sikap.

Seorang pribadi yang sebetulnya tidak memiliki kompetensi untuk berhasil di suatu bidang, bisa tetap mencapai keberhasilan; karena dia menyikapi kekurangan-kekurangannya sebagai sebuah keharusan untuk memberdayakan orang lain dan lingkungannya.

mohon Anda ingat, bahwa kita disebut kreatif, karena kemampuan kita untuk mencapai hasil yang baik melalui keterbatasan-keterbatasan yang ada pada diri dan lingkungan kita.

Dan itu sebabnya, rasa percaya diri bukanlah sesuatu untuk dimiliki. Rasa percaya diri adalah sesuatu untuk dilakukan.

Syaratnya adalah melakukan. Orang yang melakukan sesuatu akan lebih mudah merasa percaya kepada kemampuan dirinya, daripada mereka yang hanya membayangkan kerja keras.
ANDA TIDAK BOLEH BERNEGOSIASI DENGAN IMPIAN ANDA.
Ber-negosiasi-lah dengan apa yang harus Anda lakukan untuk mencapainya.

Tanpa memimpikan keadaan yang lebih baik di masa depan, kita akan kehilangan ketertarikan untuk hidup sepenuhnya.

Padahal ketertarikan itu adalah tenaga yang memaksa kita untuk melangkah maju. Tenaga itulah yang membedakan jauhnya perjalanan yang akan ditempuh oleh seseorang ; juga tingginya, dan juga indahnya perjalanan itu, …bila dibandingkan dengan perjalanan yang tidak bertenaga.

Karena hidup ini seyogyanya direncanakan, dan karena impian itu bisa menjadi tenaga bagi upaya pencapaian kualitas hidup yang kita inginkan, maka sebenarnya memimpikan sesuatu adalah sebuah bentuk perencanaan.

Impian meliuk lepas dari sarang-sarangnya di angan-angan kita, menuju kenyataan melalui lorong-lorong tindakan yang nyata.

Itulah satu-satunya jalan bagi impian untuk mencapai kenyataan.

Yaitu, melalui tindakan nyata.

Kita tidak akan bisa memungkinkan tercapainya sebuah impian hanya melalui impian-impian yang lain. Kita tidak bisa mengubah mimpi menjadi kenyataan, hanya dengan memimpikan cara-cara mencapainya.

Anda harus melakukan sesuatu. Dan lakukanlah itu, segera.
KATAKAN INI PADA DIRI ANDA SENDIRI:
Telah jelas bagi saya sekarang!
Sikap dan usaha yang terpilih adalah jembatan yang akan menyeberangkan saya. Bila keberhasilan datang dari melakukan sesuatu yang tepat, dengan cara yang tepat, dan pada saat yang tepat; maka sekarang adalah saat yang tepat bagi saya.

Telah jelas bagi saya sekarang!
Saya hanya akan bergerak kepada apa yang tergambar dalam pikiran saya. Semua jalan menuju keberhasilan, mensyaratkan saya untuk menggambarkan keberhasilan yang saya inginkan dengan jelas, dan mengharuskan saya untuk betul-betul menginginkan gambaran itu. Tanpa gambaran yang jelas mengenai tujuan saya – perjalanan saya akan menjadi tidak ber-arah. Dan tanpa keinginan yang kuat – perjalanan saya akan menjadi tidak bertenaga.

Telah jelas bagi saya sekarang!
Bahwa mengetahui apa yang TIDAK saya inginkan dalam hidup saya, sama pentingnya dengan mengetahui apa yang saya inginkan. Bahkan mungkin selama ini saya terlalu terpikat dengan daftar keinginan-keinginan saya, sehingga tanpa sadar saya telah membiarkan hal-hal yang tidak penting bagi hidup saya merayap masuk menghabiskan waktu, perhatian dan tenaga saya.

Tetaplah bersemangat.
KEGAGALAN
Kegagalan adalah tanda tidak tepatnya arah.
Dengannya, penyesuaian adalah nama perjalanannya.

Kegagalan adalah tanda tidak cukup baiknya cara.
Sehingga, peningkatan adalah nama pelatihannya.

Kegagalan adalah sebetulnya tertundanya sebuah keberhasilan.
Oleh karena itu, kesabaran adalah nama penantian-nya.

Kegagalan adalah tanda tidak cukupnya kekuatan.
Itu sebabnya, kesungguhan adalah nama keharusan-nya.

Kegagalan adalah tanda akan adanya jaminan keberhasilan.
Dan… iman, adalah nama dari keyakinannya.

Untuk itu, memulai, melanjutkan, bertahan, dan meneruskan.
Terkadang mengeluh sedikit dalam proses berusaha, tetapi kita tetap melanjutkan.

Sering juga kita hampir berputus asa dalam upaya kita, tetapi kita tetap bertahan dan meneruskan, meskipun terkadang kita merasa bahwa yang kita impikan masih jauh dari yang mungkin kita capai.

Salam Super,
Mario Teguh

MENGUNDANG CAMPUR TANGAN TUHAN

Saya ingin mengajak Anda untuk meneliti beberapa butir pikiran berikut ini:

Bahwa kita tidak pernah cukup hidup dengan dan untuk diri kita sendiri.
Bahwa kita tidak mungkin bisa berhasil tanpa menyebabkan keberhasilan atau kesempatan bagi keberhasilan orang lain.
Bahwa semua pekerjaan adalah pelayanan bagi keuntungan orang lain.
Bahwa tidak ada kekuatan yang bisa ada dan berperan bagi perubahan apa pun tanpa ijin dari Yang Maha Kuasa.
Bahwa tugas kita bukanlah untuk berhasil, tetapi untuk mencoba.
Bahwa tugas kita - juga, adalah menghubungkan awal dari sebuah perjalanan, ke akhir dari perjalanan itu - dengan kualitas perjalanan yang sebaik-baiknya; agar akhir dari perjalanan itu menjadi awal bagi perjalanan berikutnya yang lebih mendekatkan kita kepada kecemerlangan dan kemuliaan hidup yang kita tuju.
Bahwa kita memiliki dua paruh kekuatan; yang pertama adalah kekuatan dari dalam diri kita sendiri, dan yang kedua adalah kekuatan yang berasal dari bantuan dari luar diri kita.
Bahwa dia yang meninggikan – akan ditinggikan.


Apakah yang harus kita lakukan untuk mengundang campur tangan dari Beliau Yang Maha Kuasa ke dalam upaya-upaya kita untuk mencapai kesejahteraan dan kecemerlangan hidup.

Seyogyanya kita sepakat, bahwa tidak ada kehidupan yang tidak menerima campur tangan Tuhan, termasuk kehidupan dari mereka yang memilih penyepelean waktu, penelantaran hubungan baik, dan penyia-nyiaan kesempatan.

Tetapi, marilah kita sepakati lebih dahulu bahwa campur tangan dari Beliau yang kita maksudkan dalam discourse ini adalah campur tangan yang secara signifikan mendekatkan kita kepada kesejahteraan dan kecemerlangan hidup yang kita tuju.


Dearest Super Members,

Terima kasih atas semua jawaban discourse yang telah saya terima sepanjang minggu lalu dan kemarin. Jawaban-jawaban Anda sangat mencerahkan bagi siapa pun yang mencermatinya. Terima kasih banyak.

Berikut adalah Jawaban Final dari discourse:


Apakah yang harus kita lakukan untuk mengundang campur tangan dari Beliau Yang Maha Kuasa ke dalam upaya-upaya kita untuk mencapai kesejahteraan dan kecemerlangan hidup?
.......

Kesejahteraan sedang menunggu kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang pantas untuk disejahterakan.



Sebagian orang tidak pernah memikirkan kesejahteraan yang telah menjadi hak kelahirannya. Sebagian lagi tidak melihat perlunya mengupayakan apa pun di atas dari yang bisa diupayakannya dengan santai.

Sebagian lagi tidak mengupayakan yang lebih dari yang sesuai dengan bayaran yang sedang diterimanya. Sebagian lagi menolak untuk berupaya lebih, karena tidak ada jaminan bahwa dia akan mendapatkan lebih.

Tetapi, sebagian yang jumlahnya tidak sedikit itu – merasa berhak untuk mendapatkan perlakuan yang menyejahterakan mereka – seolah-olah tidak ada hubungan antara kualitas hidup dengan kualitas kontribusi mereka kepada kehidupan.

Seandainya mereka mengetahui bahwa kualitas kontribusi mereka kepada kehidupan orang lain adalah penentu kualitas kehidupan mereka.

Sebenarnya, kesejahteraan sedang menunggu kita.

Kesejahteraan sedang menunggu kita untuk menghampirinya dengan kesederhanaan – karena tugasnya lah untuk menghiasi diri kita dengan kesederhanaan yang tidak sederhana dampaknya.

Kesejahteraan sedang menunggu kita untuk datang dengan semua keluhan dan keraguan kita – karena keinginannya lah agar kita jujur dengan kesadaran bahwa kita juga berperan dalam penciptaan kesulitan-kesulitan kita sendiri.

Kesejahteraan sedang menunggu kita untuk menjadi pribadi yang berserah kepada yang benar, agar mudah baginya untuk membahagiakan kita di dalam kesejahteraan.

Maka, apakah yang sedang Anda lakukan untuk tidak memperpanjang penantian kesejahteraan Anda?

Waktu.

Bila kita bersaksi untuk sesuatu yang sangat penting, kita mengawali kalimat ketulusan kita dengan: “Demi Tuhan, …”

Lalu, mengapakah kira-kira Tuhan menggunakan kata-kata: “Demi masa …”?

Waktu itu penting, karena hidup ini diukur dalam penggalan waktu, dan bahwa nilai kehidupan kita ditentukan oleh nilai yang kita bangun di dalam penggalan-penggalan waktu dalam kehidupan kita.

Tetapi akan ada saja pribadi yang sebetulnya masih membutuhkan banyak pertolongan – tetapi yang menyia-nyiakan waktu. Bila Tuhan sendiri demikian menghormati waktu, kira-kira sepenting apakah yang dia pikirkan dirinya itu - sehingga dia bisa merasa lebih berkuasa untuk mengabaikan waktu?


Waktu tidak berjalan sama cepatnya bagi setiap orang.


Bagi orang yang menyia-nyiakan waktu – waktu berjalan lambat. Tetapi yang sedikit disadari orang adalah kenyataan bahwa waktu yang berjalan lambat itu adalah waktu yang pendek – yang menghasilkan sedikit.

Bagi Anda yang menghargai waktu – waktu berjalan cepat. Dan, yang harus Anda syukuri adalah keajaiban bahwa waktu yang berjalan cepat itu adalah waktu yang panjang – yang menghasilkan banyak.

Itu sebabnya, dua orang yang memiliki penghormatan yang berbeda terhadap waktu – akan bertemu pada usia yang sama, tetapi saling memandang kepada satu sama lain dari ketinggian yang berbeda.

Bila Tuhan berkenan, Beliau akan menjadikan kita apa pun yang kita mohonkan dari Beliau.

Sebetulnya apa pun yang kita kerjakan atau yang tidak kita kerjakan – tidak membatasi kewenangan Tuhan untuk menjadikan kita sebagai apa pun yang kita idamkan.

Tetapi, Tuhan telah menetapkan bahwa dia yang berupaya bagi kebaikan hidupnya – berhak bagi peningkatan kualitas hidup. Beliau Maha Menepati Janji, karena bahkan orang-orang yang mengupayakan kekayaan dengan cara-cara yang tidak direstui Tuhan pun – akan diijinkan-Nya berhasil, meskipun hanya untuk masa yang terukur.

Jadi, bukan pekerjaannya saja yang penting, tetapi terutama niatan dan kualitas dari pengerjaannya yang harus mengundang perkenan Tuhan.

Karena, bila telah Tuhan berkenan dengan yang Anda kerjakan – Anda bisa-bisa akan jadinya menyayangkan kecilnya permintaan Anda.

Bila niatan dan kualitas dari pengerjaan dari pekerjaan Anda adalah yang berada dalam ruang kecintaan Tuhan, Anda seyogyanya memohon yang terbesar dari yang bisa Anda mohonkan kepada Beliau. Bayangkan berapa banyak saudara kita yang bisa terbantu dengan besarnya perkenan Tuhan atas permohonan Anda?

Lalu,

Apakah yang harus kita lakukan untuk mengundang campur tangan dari Beliau Yang Maha Kuasa ke dalam upaya-upaya kita untuk mencapai kesejahteraan dan kecemerlangan hidup?

Berikut adalah tiga langkah utama untuk mengundang campur tangan Tuhan kedalam upaya-upaya kita untuk mencapai kesejahteraan dan kecemerlangan hidup yang telah lama mengambang di dalam impian tidur dan impian kesadaran kita.

Yang pertama,

Mengkekasihkan diri kepada Tuhan.


Tuhan mengasihi semua ciptaan Beliau dengan kasih sayang yang adil.

Ingatlah itu, … kasih sayang yang adil dari Yang Maha Adil; yaitu kasih sayang yang menjadi lebih bila kita menjadi yang lebih; tetapi tidak berkurang saat kita menjadi yang kurang. Bukankah kasih sayang Beliau untuk mengembalikan orang ke jalan yang benar – tetap setia menemani mereka yang sedang tersesat atau yang sedang menyesatkan diri di jalan-jalan yang gelap?

Sehingga, bila kita berupaya keras untuk melakukan semua hal yang dimintakan-Nya dari kita, dan berupaya lebih keras lagi untuk menghindari yang tidak Beliau restui,
dan bila semua itu kita lakukan dengan lebih bersungguh-sungguh dari yang dilakukan oleh kebanyakan orang,
apakah mengherankan bila kita menerima perlakuan yang berbeda dari yang kebanyakan?
Bukankah hanya adil – bila dia yang melebihkan - diperlakukan dengan lebih?

Kita yang menjadikan diri kita kecintaan Tuhan, akan menerima perwujudan dari kasih sayang Beliau – bahkan untuk kebaikan dan kemuliaan yang tidak kita sadari dapat kita mohonkan dari Beliau.

Apakah merayu Tuhan seperti itu adalah perilaku mencintai yang berpamrih?

Ya. Tetapi itu adalah pamrih yang diperintahkan oleh Tuhan untuk kita harapkan hanya dari Beliau. Apakah pamrih seperti itu dapat disamakan dengan pamrih antar manusia?

Bila seandainya Tuhan tidak memerintahkan kita untuk memohon dan hanya memohon kepada Nya, maka mungkin ada niatan yang tidak mulia dalam perilaku mengkekasihkan diri kepada Tuhan.

Kita memulai apa pun, berada dalam proses apa pun, dan sampai pada akhir dari apa pun – selalu dengan nama Tuhan, untuk Tuhan, dan karena Tuhan.

Lalu perilaku mencintai apa kah yang bisa dibandingkan dengan keberserahan seperti itu, bila bukan perilaku indah dari Anda yang mengkekasihkan diri kepada Tuhan?

Yang kedua,

Menugaskan diri untuk mengupayakan kecemerlangan hidup bagi orang lain sebagai cara untuk membangun kecemerlangan hidup kita.

Alasan utama dari kesulitan orang untuk mendapatkan pekerjaan adalah karena mereka tidak mencari pekerjaan, tetapi mencari uang.

Seandainya mereka berhenti mencari uang, dan mulai mencari kesempatan untuk melayani kebutuhan orang lain untuk membangun kehidupan yang lebih baik, mereka akan selalu menemukan pekerjaan.

Bagaimana dengan bayarannya?

Bila Anda kekasih Tuhan, akan mudah bagi Anda untuk menjawab bahwa: ”Sesungguhnya upahku dari Tuhanku …”

Mengapa?

Bukankah tidak ada kekuatan yang bisa ada dan berdampak bagi perubahan apa pun kecuali dengan ijin Tuhan?

Bukankah jelas bagi kita sekarang, bahwa bahkan gaji dan pendapatan dari orang-orang yang tidak menghormati Tuhan pun – berada dalam persetujuan Tuhan?

Lalu apakah yang membuat Anda bisa merasa bahwa uang yang Anda terima itu terlepas dari pengetahuan dan ijin beliau?

Apakah itu sebabnya Anda marah kepada manusia atas ketidak-puasan Anda atas jumlah pendapatan yang sebetulnya telah ditetapkan oleh Tuhan?

Bukankah sebaliknya, Anda seharusnya bersimpuh santun dan berbincang penuh kasih dan kejujuran dengan Tuhan - untuk menerima pengertian mengapa Beliau baru menyetujui jumlah yang belum sesuai bagi kebutuhan Anda?

Pasti ada alasan bagi segala sesuatu.

Pasti ada alasan mengapa kita belum mencapai yang kita inginkan.

Pasti ada nilai yang disyaratkan bagi nilai yang kita mohonkan dari Tuhan; dan sadarkah Anda bahwa nilai itu adalah kegunaan kita bagi orang lain?

Bukankah ada tempat-tempat yang khusus bagi dia yang mengkhususkan dirinya bagi kebaikan kehidupan orang lain?

Yang ketiga,

Memberanikan diri untuk mengambil sebuah pekerjaan yang lebih besar dari kemampuan diri untuk melaksanakannya.

Karena, ketahuilah bahwa pekerjaan-pekerjaan besar yang berani adalah pengundang keajaiban.

Perhatikanlah bahwa bukan jenis dan ukuran dari pekerjaannya yang mengundang keajaiban, tetapi keberanian untuk menugaskan diri untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang menyumbangkan peningkatan kualitas hidup bagi orang banyak.

Keberanian adalah kesungguhan untuk mengalahkan keraguan dan ketakutan untuk melakukan sesuatu – karena rasa tanggung-jawab yang besar untuk mendatangkan kebaikan bagi kehidupan orang banyak.

Bila ukuran dari yang kita tugaskan kepada diri sendiri adalah sesuatu yang kecil, Tuhan cukup menyerahkan tugas untuk membantu kita kepada orang-orang yang sedikit lebih besar.

Bila yang tugas yang kita ambil itu cukup besar, kita akan didekatkan dan disahabatkan dengan orang-orang besar yang bisa membantu kita.

Dan bila tugas yang kita ambil itu lebih besar dari kemampuan kita dan kemampuan dari semua orang yang bisa membantu kita – Tuhan Yang Maha Perkasa akan mengambil alih sebagian besar dari beban kita, dan menjadikan kita lebih besar dari ukuran kemanusiaan kita.

.......

Seyogyanya sekarang – tidak ada lagi keraguan bahwa tidak ada niat Tuhan kita kecuali memuliakan kita.

…….


Dearest Super Members,
Yang telah lama berkiprah dan yang baru saja bergabung,

Dearest Super Members,
Yang telah lama berkiprah dan yang baru saja bergabung,
Semoga ketulusan kita dalam mengkekasihkan diri kita kepada Tuhan, menjadikan kita pribadi yang Beliau pilih untuk menerima campur tangan langsung dari Beliau Yang Maha Memungkinkan.

Bila ada hal lain yang dapat kami bantukan, kami mohon Anda berkenan untuk menyampaikannya kepada kami.

Terima kasih dan salam super,

Mario Teguh





Target Penjualan

Written by Adi Prakosa
Secara sederhana target itu dilihat sebagai ukuran keberhasilan seseorang dalam menjual. Tapi kalau diamati betul, ternyata target lebih dari itu. Karena kalau dilihat dari konteks organisasi, banyak orang bekerja itu tidak rajin, tidak sungguh-sungguh, mengeluhkan keadaan di perusahaannya. Karena tidak jelas apa yang ingin dicapai.

Ternyata memang betul di keseluruhan organisasi kita orang yang paling tahan banting -orang yang paling tahan menderita- itu adalah orang-orang marketing dan sales karena mereka adalah tipe-tipe orang yang mempunyai target.

Penyiar VIKA :
Selamat Pagi Pak Mario, apa kabar?

MARIO TEGUH :
Baik-baik, terima kasih.

Penyiar VIKA :
Pak Mario, pagi ini kita membahas mengenai target penjualan. Saya tergelitik dengan selling point dari Pak Mario di Exnal Biz Buletin minggu lalu: “Jual dua kali”. Berarti ada saat kita harus menjual lebih dari sekali, mungkin juga lebih dari dua kali. Dan ini larinya ke arah target, kapan target harus terpenuhi, kapan kita menetapkan target. Tapi sebentar, sebelum kita lebih jauh, sebenarnya apa sih perlunya target penjualan?

MARIO TEGUH :
Begini, secara sederhana target ‘kan dilihat sebagai ukuran keberhasilan seseorang dalam menjual. Tapi kalau diamati betul, ternyata target lebih dari itu. Karena kalau dilihat dari konteks organisasi, banyak orang bekerja itu tidak rajin, tidak sungguh-sungguh, mengeluhkan keadaan di perusahaannya. Karena tidak jelas apa yang ingin dicapai. Ternyata memang betul di keseluruhan organisasi kita orang yang paling tahan banting -orang yang paling tahan menderita- itu adalah orang-orang marketing dan sales karena mereka adalah tipe-tipe orang yang mempunyai target. Sedangkan orang-orang di accounting, HRD, di fungsi-fungsi support lain ‘kan tidak jelas targetnya. Itu yang membuat mereka lebih mudah melihat penderitaan. Sedangkan orang-orang di marketing karena ada target, mereka lupa dengan beban-beban atau hal-hal cengeng mengenai beda gaji lima puluh ribu, atau siapa yang diajak makan malam oleh Boss. Itu terlupakan karena mereka punya target yang harus dicapai dan jelas kapan harus dilaporkan. Begitu, Mbak.

Penyiar VIKA :
Kalau kita sudah punya target, apakah kita perlu melihat target divisi-divisi lain, atau bahkan perlu menyelaraskannya ?

MARIO TEGUH :
Ya. Perencanaan sebuah organisasi yang baik itu tergambar dalam anggarannya dan di anggaran itu ada anggaran memaksimalkan dan anggaran meminimalkan. Itu sebabnya di EBB saya sebutkan “min-max” atau “max-min budget”. Nah, fungsi pemasaran adalah memaksimalkan pendapatan sedangkan fungsi operasi dan pendukung adalah meminimalkan biaya. Jadi kalau orang-orang accounting, HRD, production itu mempunyai target penghematan. Mereka sama semangat kerjanya dengan orang-orang marketing yang memiliki target penjualan. Begitu Mbak.

Penyiar VIKA :
Tadi dikatakan ‘orang-orang marketing’ saja yang biasanya paling punya target. Apakah penetapan target untuk divisi-divisi lain nantinya harus diarahkan seperti divisi marketing yang notabene nanti hasilnya adalah uang atau yang mungkin hanya dihitung secara nominal ?

MARIO TEGUH :
Tidak menghasilkan uang dalam artian uang baru. Tetapi menghindari keluarnya itu ‘kan juga berarti pendapatan. Itu namanya pendapatan internal. Itu sebabnya disebut “min” meminimalkan. Jadi, kalau orang produksi berhasil meminimumkan biaya karena sedikitnya scratch, barang yang rusak dalam produksi atau cacat karena proses kontrol dalam step-step operasinya bagus, itu disebut berhasil dan dia sama berhasilnya dengan orang-orang penjualan. Kalau dia berhasil menghemat lima ratus ribu satu jam, bisa dibayangkan penghematan di dalam harga pokok produk. Sehingga itu ‘kan membantu para pemasar kita untuk menjual produk dengan kualitas lebih tinggi pada harga lebih murah. Dengan demikian, target yang namanya “min-max” tadi memang itu pola hidup organisasi.

PENELEPON: SYARIF
Pak Mario, menarik sekali tinjauan target antar divisi. Yang sering saya amati dalam perusahaan saya maupun perusahaan teman-teman saya biasanya yang mudah dinilai untuk mendapatkan bonus dari kelebihan target itu adalah marketing. Karena dia bisa dinilai hasilnya dengan menghasilkan uang baru. Kalau targetnya sekian M tercapai melebihi, bisa dibagikan berupa bonus. Tapi untuk ‘orang operasional’, kalau dia bisa menghemat budget yang di-approved , biasanya tidak dihargai seperti orang marketing. Bagaimana Pak Mario, apakah mungkin ‘orang operasional’ itu yang bisa menghemat budget bisa diperlakukan sama dengan orang marketing yang melebihi target penjualan?

MARIO TEGUH :
Jawabannya sederhana, Pak Syarif. Memang bukan hanya ‘bisa’ tapi ‘harus’. Jadi, orang operasioinal, orang pendukung, orang produksi harus mendapat bonus kalau mereka berhasil menghemat. Itu harus Pak! Karena mereka akan sama bersemangatnya menemukan proses produksi yang lebih efisien, proses penyampaian produk/jalur distribusi yang lebih efisien atau mengembangkan sistem delivery yang lebih baik kepada pelanggan. Itu sama motivasionalnya dengan apa namanya komisi atau bonus penjualan. Tadi saya dengar iklan hotelnya Pak Bambang di Surabaya. Saya pernah makan malam dengan seorang teman, sampai malam sekali kira-kira jam setengah dua belas malam. Kemudian saya pergi ke toilet. Saat saya cuci tangan itu ada seorang pelayan di hotel itu berdiri dengan seragam yang baik, rapi dengan kaos tangan putih sedang melipat handuk di sebelah kanan saya. Sambil mencuci tangan saya melihat ke cermin, dia tersenyum dan mengangguk di cermin. Saya tahu handuk kecil itu untuk saya nantinya. Jadi saya merasa… demikian pentingnya saya mencuci tangan ini. Kapan, coba di rumah bisa begitu? Begitu saya selesai, dia langsung sampaikan handuknya ke saya. Kemudian saya bilang ke dia, “Mas, Anda sendirian di ruangan ini, tidak ada orang yang melihat Anda melaksanakan proses pelayanan sebaik ini tapi mengapa anda mau jam setengah dua belas malam beramah-ramah begini kepada saya”. Dia bilang apa, “Pak, kalau saya baik, minimal ada satu orang yang menambahi pelayanan baik di hotel ini karena kami semua akan mendapatkan bonus kalau hotel kita untung”. Jadi bukan lagi dibedakan antara marketing dan operasi. Tetapi semua di perusahaan kita dapat bonus kalau perusahaan kita untung, ya...sudah tentu proporsional. Tapi bisa dibayangkan komitmen perusahaan untuk mengenali hasil sampai anak buahnya berdiri jam setengah dua belas malam di toilet itu menunggui saya tadi.

PENELEPON: TONI
Selamat pagi, Pak Mario. Yang ingin saya tanyakan mutu produk, apakah tanggung jawab Quality Control di bawah QA ataukah tanggung jawab kita bersama, dalam hal ini total pabrik. Itu saja.

MARIO TEGUH :
Selamat pagi, Pak Toni.Kualitas maksimum produk memang tanggung jawab produksi. Di dalam produksi ‘kan ada macam-macam departemen, ya? Termasuk QA-quality assurance. Tetapi tolong diingat bahwa banyak perusahaan orang-orang QA-nya tidak berwenang Pak. Jadi mereka hanya bisa komentar, menulis memo, protes, kritik kadang-kadang sampai berhenti atau mengundurkan diri tapi proses produksinya tidak diperbaiki. Jadi di dalam keseluruhan organisasi, sebuah tentara atau pasukan itu tidak efektif tergantung jenderalnya. Di perusahaan ini siapa yang “call the shot” yang bilang “tembak”, itu yang bertanggung jawab. Jika bisa satu rangkaian tim, hebat sekali. Tetapi kalau yang atas mengatakan “tidak” maka tanggung jawab kualitas ada pada dia. Secara ideal itu ada pada QA karena dia memberikan assurance terhadap quality , tapi itu kalau dia berwenang.

Penyiar VIKA :
Pak Mario, kalau tadi kita bicara soal bonus sampai dengan pemenuhan setelah target terpenuhi, sepertinya taget ini memang sesuatu yang jangka pendek walaupun itu suatu tujuan ke arah jangka panjang.

MARIO TEGUH :
Betul sekali. Ada dua kata, mohon kawan-kawan pendengar bedakan artinya. Ini penting sekali pengertiannya: ‘target’ bisa tercapai, tetapi itu hanya sesaat, beberapa saat setelah kita terbiasa mencapai target atau diharuskan mencapai target, kalau kita tidak melihat tujuan jangka panjang, target itu akan menjadi menyiksa. Jadi kata pembedanya adalah ‘target’ dan ‘tujuan’. Target bisa tercapai sedangkan tujuan tidak bisa selesai tercapai. Kalau ‘target’, bulan ini saya menjual lima ratus pieces tercapai, itu target. Tetapi tujuan saya membangun perusahaan ini menjadi perusahaan yang besar tidak akan pernah selesai tercapai. Bulan ini tercapai besar tetapi ‘kan harus lebih besar lagi bulan depan. Itu sebabnya istilah saya tidak pernah selesai tercapai.

PENELEPON: IBU CHANDRA
Pak Mario, saya Ibu Chandra adalah salah seorang owner member broker yang lebih dikenal dengan Era Candra. Sebelum saya memiliki kantor sendiri saya adalah sales executive di Era Jatim selama 5 tahun. Kemudian saya membuka usaha sendiri mulai tahun 1997 sebagai owner dengan membeli franchise langsung dari Jakarta. Pengalaman saya di Era Jatim, selalu merekrut sales sebanyak mungkin sehingga setiap bulan jumlah sales yang diambil begitu banyak, yang berdasi maupun yang pengalaman pendidikan kurang. Campur aduk antara yang sarjana maupun yang tidak. Setelah membuka sendiri, saya mempunyai kriteria. Sales saya ada sarjana. Dalam satu tahun ini 175 rumah. Kemudian saya mempunyai perkembangan lagi yang mana akan menjangkau daerah Surabaya Selatan akan membuka member broker, yaitu Era Candra II di Kendang Sari wilayah selatan. Yang menjadi pemikiran saya apakah saya harus merekrut sales sebanyak mungkin, apakah hanya cukup dengan sales sedikit tetapi bermutu ? Menurut Pak Mario mana yang terbaik, sales sedikit tapi bermutu ataukah sales sebanyak mungkin -yang sebenarnya menurut saya terlalu banyak sales akan mengeluarkan terlalu banyak biaya. Bagaimana, Pak ? Saya tunggu jawabannya di radio.

MARIO TEGUH :
Mbak Vika, saya terundang untuk menggunakan dua teknik. Satu kalau saya menggunakan teknik mendengar saya tahu persis caranya menjawab Ibu Candra. Ibu Candra ingin saya menjawab jumlah sales yang sedikit tetapi kualitasnya tinggi. Itu kalau ilmu mendengar. Tetapi kalau ilmu penasehatan, tidak boleh. Begini Ibu Candra, yang pertama: sales banyak itu tidak selalu jelek lho. Karena jumlah sales banyak itu diperlukan untuk penjualan produk yang tidak terlalu detail penjelasannya, tidak terlalu konseptual, tidak terlalu njlimet dan harganya tidak begitu mahal, keuntungannya juga cukup tetapi dibutuhkan penyebaran informasi dan kontak dengan pelanggan sebanyak mungkin dalam waktu pendek. Lain dengan ketika Anda menjual rumah yang harganya 1 milyar. Tidak bisa Anda gunakan sales yang menjual kacang bungkusan. Anda harus gunakan salesman yang kelihatan biasa dengan rumah besar, biasa mengatakan angsuran 30 juta sebulan, tidak berkedip waktu dijanjikan komisi oleh perusahaan sebesar 12 juta untuk satu rumah. Jadi kalau begitu targetnya berbeda dengan salesman kecil-kecil yang jumlahnya banyak tadi. ‘Kan ada pepatah “if you pay peanuts, you get monkey”. Kalau bayarannya kacang kita dapatnya monyet. Tapi ‘kan kita tidak boleh menyamakan sales-sales kecil dengan monyet lho Mbak! Tetapi seolah-olah demikian. Kalau Ibu punya salesman yang hebat yang nanti hasil penjualannya akan hebat.

PENELEPON: SUUD
Selamat Pagi Pak Mario. Saya sudah lama dengar acara ini tiap Selasa pagi, sangat menarik sekali. Ini ada hubungannya dengan yang saya alami sekarang. Begini Pak Mario, saya sudah lama bergabung dengan perusahaan otomotif mulai tahun 1991 sampai sekarang. Sejak krisis mulai tahun 1998, kami di perusahaan ini tidak merasa digaji, hanya diberi uang makan dan uang transpor yang dirasa sangat kurang sekali. Namun jika ada suatu penjualan, gaji tersebut akan diberikan secara progresif dan tergantung dari target penjualan. Saya minta saran dari Pak Mario, saya harus bertahan dan saya harus bagaimana? Saya dengarkan di radio, Pak.

MARIO TEGUH :
Pertanyaannya adalah: bertahan atau bagaimana ?Pak Suud, pasti ini juga didengarkan oleh pemilik perusahaan, “Pak Mario kok menganjurkan orang keluar ?” ha… ha… Begini Pak, kalau Anda bekerja harus dilihat apakah Anda baik untuk diri Anda sendiri ? Karena kalau nanti Anda merugikan diri sendiri, Anda tidak mungkin bisa baik bagi siapapun termasuk bagi perusahaan dimana Anda bekerja. Nonsense kalau ada karyawan bisa betul-betul berkontribusi, berdedikasi sampai sehat pun tidak sempat. Sampai sehat saja tidak sempat itu tidak mungkin baik bagi perusahaan. Jadi, Pak Suud harus pikirkan yang terbaik bagi Anda. Dedikasi, kontribusi itu semua harus ada juga ukuran materialnya. Karena kita ini dilahirkan materialistis. Itu tidak salah karena “Jer Basuki Mawa Bea”, kalau kita membangun suatu kebaikan itu membutuhkan biaya. Nah, anda memerlukan biaya untuk menyekolahkan anak, untuk dihormati istri sebagai penyedia kelengkapan rumah tangga. Jadi pikirkan yang terbaik untuk Anda. Masa hanya pemilik perusahaan yang kaya ? Kalau sampai menderitanya dari segi keuangan, ya...mungkin Anda harus mencari tempat dimana anda bisa dikenali lebih baik. Saya kira begitu Pak Suud.

Penyiar VIKA :
Pak Mario, kalau tadi melihat Ibu Candra banyak punya sales, ada yang dari S1, ada yang sudah berpengalaman, ada yang masih hijau sama sekali. Saya sendiri sering mendapati istilah-istilah salesman, sales executive, sales supervisor, ini hanya istilah saja atau masing-masing punya target berbeda-beda dalam pekerjaannya.

MARIO TEGUH :
Bisa sama-sama namanya salesman, di perusahaan itu ditulis salesman, tapi targetnya berbeda. ‘Kan di EBB saya tulis bahwa ada 6 million rupiah man dan 6 million dolar man. Itu dengan rate hari ini ‘kan beda 7000 kali. Jadi ada salesman level 6 ribu rupiah ada level 6 juta dolar. Nah, di dalam mempekerjakan orang tadi, yang Ibu Candra katakan apakah saya pilih yang 6 ribu rupiah tadi atau saya pilih yang 6 juta dolar. Sebaiknya memang yang 6 juta dolar. Siapapun semua target dalam penjualan diupayakan naik toh, Mbak ? Seseorang yang mengeluh dengan target 6 juta rupiah sebulan itu kelasnya memang masih 6 juta rupiah. Ada orang yang 60 juta rupiah tidak mengeluh kok, ada yang 600 juta rupiah tidak mengeluh. Seperti Pak Suyudi, Pak Suud mungkin akan lebih dihormati oleh perusahaan kalau anda tipe 6 milyar sebulan. Masak disepelekan orang yang nilainya segitu? Jadi, nama tadi di masing-masing perusahaan bisa ada tapi beda pada tugasnya.

PENELEPON: HADI
Selamat pagi Pak Mario. Saya sangat setuju dengan adanya insentif di bagian marketing maupun di bagian produksi. Yang jadi masalah tidak semua perusahaan mampu menghitung. Yang menjadi masalah adalah bagaimana perusahaan itu membagi bonus jika perusahaan tidak bisa menghitung komponen-komponen penentu. Saya tunggu jawabannya di radio Pak.

MARIO TEGUH :
Mbak Vika, Pak Hadi ini tolong dicatat karena mungkin suatu ketika bisa menggantikan saya di sini. ha… ha… Betul sekali, Pak Hadi, banyak perusahaan tidak memberikan insentif, bukan karena tidak mau tetapi tidak tahu hitungannya, tidak tahu caranya menghitung sehingga takut membayar terlalu lebih sehingga memanjakan orang, membayar kurang --sudah keluar uang tetapi tidak ada dampaknya. Itu betul sekali Pak Hadi. Memang ada cara untuk menghitung komisi penjualan, insentif untuk penghematan biaya. Lalu ada lagi satu dalam ilmu service yang namanya service quality incentive. Jadi kalau kualitas pelayanan kita bulan ini meningkat maka semua jajaran lini yang berhadapan langsung dengan pelanggan dapat insentif.

PENELEPON: BUDI
Selamat pagi, Assalamu’alaikum Pak Mario.Saya bergerak di bidang penjualan asuransi, Pak. Saya mau menanyakan mengenai target. Selama saya bergabung selama 2,5 tahun, target perusahaan saya amati selalu meningkat dari 12 jadi 24. Sekarang tahun 2000 naik lagi jadi 30. Lha ini, saya mau tanyakan apakah kira-kira tahun depan naik? Sampai kapan nggak naik. Kalau saya sih masalah target ini memang untuk memacu kerja saya kalau bisa sih lebih besar dari yang ditargetkan. Tapi pertanyaannya sampai kapan naiknya ? Penjualan asuransi bisa dibilang gampang-gampang susah apalagi bagi yang baru terjun di bidangnya. Bidang asuransi ini ‘kan tidak semua orang bisa menjalani dengan baik. Kalau misalnya orang baru dikasih target yang mungkin dibandingkan dengan orang lama ini ‘kan kasihan. Ini kira-kira orang yang baru ditargetin dengan yang baru. Kalau dulu saya masih bertahan, masih bisa mengikuti. Bagi orang-orang yang baru ‘kan berat. Terus selain itu saya mohon kiatnya Pak Mario untuk asuransi kira-kira bagaimana tips supaya bisa sukses di asuransi. Terima kasih Pak Mario. Assalamu’alaikum.

MARIO TEGUH :
Wa’alaikum salam. Pak Budi, Anda sebagai tenaga penjualan asuransi…Pertanyaan yang lucu sekali, sampai kapan target itu berhenti? Saya jadi teringat di tahun 1980-an waktu saya cari uang sebagai guru les Bahasa Inggris untuk membayar kuliah saya sendiri. Waktu itu, sambil mengajar anak-anak yang sudah besar, ada anak kecil yang didulang, disuapi, diberi makan ibunya. Ibunya itu sudah menyuapi kira-kira selama 2 jam, pokoknya selama saya mengajar. Lalu saya dengar ibunya mengeluh,”Gus Tatang… Mama ini capek sekali, lhi ‘ndulang kamu”. Tahu nggak apa jawaban Gus Tatang, anak kecil yang baru berumur 2,5 tahun itu ? “Lho, Ma apa aku juga nggak capek makan?!” Ha… ha… Dalam menjual, memang ada perasaan capek seperti itu. Tetapi itu wajar. Berarti Anda sedang menikmati prosesnya, Pak. Anda sadar Anda sedang berada di mana. Yang tidak Anda sadari adalah berapa besar Anda akan jadi orang. Kalau Pak Budi akan jadi orang yang besar sekali, target 34 bulan depan atau target 42 tahun depan itu kecil Pak! Karena Anda berencana menjadi orang lima ratus, ya toh. Untuk apa Anda memikirkan orang baru yang targetnya lebih gampang dan kasihan orang lama. Pikirkan Anda sendiri, Pak! Saya kira begitu. Mengenai kiat asuransi kalau saya sampaikan sekarang, itu akan menjadi seminar menjual asuransi. Saya kira itu bisa diteruskan lagi suatu ketika.Ha… ha…

Penyiar VIKA :
Untung saya sudah punya polis. Ha… ha… apa hubungannya, ya ?Baik, Pak Mario… kiat minggu ini?

MARIO TEGUH :
Kiat minggu ini… tentang tim, mengenai organisasi. Organisasi itu adalah sebuah upaya untuk mengelola, mengkoordinasikan dan memimpin aktifitas orang-orang biasa untuk mencapai hasil luar biasa. Itu organisasi, Mbak! Definisi saya untuk organisasi adalah satu kelompok atau kumpulan untuk mengelola, mengkoordinasikan dan memimpin aktifitas orang-orang biasa untuk mencapai hasil luar biasa.

Penyiar VIKA :
Baik, kita akhiri Dialog Interaktif bersama Mario Teguh minggu ini. Sampai bertemu minggu depan. Selamat pagi!

Minggu, 15 Februari 2009

BAGI YANG SEDANG TERCEGAH DARI KEBERANIAN

Dearest Super Members,

Semoga hari Senin yang super ini, sedang mewadahi kesungguhan Anda untuk menjadikan hidup ini bernilai.

Kepada semua Super Members yang baru bergabung, saya sampaikan selamat datang, dan terima kasih atas kesediaan baik Anda untuk menjadi anggota keluarga besar MTSC, yang per pagi ini telah mencapai 2,768 Super Members.

Sambil menunggu rampungnya Kesadaran Dalam Ruang, berikut adalah catatan kecil untuk hari Senin pagi ini, mengenai tercegahnya sebagian dari kita dari keputusan dan tindakan yang berani.

Semoga berguna.

Monday Morning Note

Bagi engkau yang sedang tercegah dari keberanian.




Kita membutuhkan ruang untuk menampung keberadaan kita di dalam kehidupan ini. Ada yang membutuhkan sedikit, ada yang menginginkan banyak, dan ada yang tidak menyadari bahwa dia telah menduduki ruang yang seharusnya membahagiakannya.

Sebetulnya kita hanya membutuhkan ruang selebar kedua telapak kaki kita di ruang mana pun, tetapi untuk memasuki ruang baru yang belum kita kenal – kita sering menuntut agar disiapkan bagi kita sebuah ruangan yang lebih luas.

Sebetulnya tidak ada kekuatan di luar diri ini yang bisa menghalangi keputusan hati kita untuk pindah dan memasuki ruang baru yang lebih baik; tetapi … walaupun penting dan harus – kita masih saja berkutat dalam keraguan, seolah untuk itu kita membutuhkan tenaga yang sebanding dengan kekuatan untuk memindahkan gunung.

Sebetulnya setiap ruangan memiliki setidaknya satu pintu masuk, yang belum tentu terkunci, dan bila terkunci pun – akan selalu ada cara untuk membukanya.

Tetapi, sebuah ruangan yang tidak berpintu pun, dan yang terbuka lebar, akan tampil sama tak tertembusnya dengan dinding bukit granit - bagi hati yang menggunakan formula pikir dan peta rasa yang usang, yang selama ini membuatnya merasa lebih tua dari kebanyakan orang muda yang lebih sejahtera daripada-nya.

Untuk sahabat kita yang terlalu berhitung itu, tanyakanlah ini kepadanya:

Bila engkau sering menari dalam teater imajinasi kreatif mu, dengan kebanggaan yang tetap kau jaga tidak angkuh,

membayangkan bagaimana kau ajarkan cara-cara yang lebih baik kepada orang lain, menguraikan kelemahan pada pendapat orang lain, merincikan kekurangan yang harus diperbaiki oleh para pemimpin besar –

bila engkau mampu untuk itu semua,

mengapakah tidak kau gunakan kekuatan mu itu untuk memulai sebuah perubahan kecil yang akan mengantarkan mu ke ruangan yang lebih ramah bagi keinginan-keinginan dari hati bebas mu?

Dan ini yang aku ingatkan kepada mu; bahwa …

Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan, tetapi tidak cukupnya tindakan.

dan

Bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup ini, tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan.

Maka, … apakah langkah kecil mu yang berani, yang akan membangun keberadaan hidup mu – menjadi sejarah yang membanggakan bagi keturunan mu?

Kapan kah kau akan memulainya?

Apakah engkau masih akan tetap menggunakan formula pikir dan peta rasa yang telah selama ini membuatmu sulit merasa percaya diri di hadapan mereka yang lebih lemah tetapi yang lebih berani daripada mu?

Seharusnya kekuatanmu berpihak kepada tindakan-tindakan berani yang memuliakanmu.

Bila penggunaan pikiran dan rasa mu itu menyita waktu, berlarut-larut, dan menjadikan mu penunda yang menua – maka bukan kecerdasan yang berbicara dan menguasai diri mu, tetapi ketakutan.

Di dalam kecanggihan pikiran dan kepekaan rasa mu, engkau menukar kekuatan dengan ketakutan.

Untuk hal seperti ini, engkau tidak akan tahu – bila engkau tidak diberi tahu.

Lalu,

Kenikmatan apa lagi kah yang masih kau pertahankan dari rasa takut mu, yang bisa membuatmu mengabaikan pengetahuan yang baik bagi mu?

Maka berkasih-sayanglah engkau kepada dirimu itu.

Dia, diri mu itu - mungkin banyak berteman, tetapi dia sebetulnya sendiri. Dia mungkin ramai melantunkan canda dan tawa untuk orang lain, tetapi dia sebetulnya kesepian dan tersiksa dengan kesadarannya sendiri tentang kelambatan hidupnya sendiri.

Duduk dan berbincanglah dengannya. Yang ramah, yang pengasih, dan pastikanlah engkau sabar mendengarkan bicaranya yang mungkin tidak menentu maksudnya.

Mungkin dia akan memulai menjelaskan kepadamu bahwa keberhasilan itu tidak perlu. Mungkin dia akan berkata, hidup sederhana itu lebih baik, tidak repot dan tidak mencari masalah. Untuk apa kaya kalau tidak bahagia?, itu mungkin dalilnya.

Janganlah kau ingatkan dia, tunda dulu, jangan kau ingatkan kepadanya bahwa ada juga orang yang kaya dan berbahagia. Jangan kau tanyakan kepadanya, bagaimana orang yang kekurangan dapat merasa sama lengkapnya dengan mereka yang lebih lengkap?

Dan sama sekali, tunda dulu nasehat mu bahwa,

Hidup itu harus hebat, kuat, luas, besar, dan bermanfaat; … yang sederhana itu adalah sikap-nya.

Bila kau biarkan dirimu itu menjelaskan mengapa dia belum berupaya sekeras dan sebaik yang mungkin dilakukannya, dia akan akhirnya sampai pada patahan-patahan kalimat bahwa dia sangat berperan dalam pencapaian kualitas apa pun yang sekarang sedang dikeluhkannya.

Keberanian.

Bila ada pelajaran yang harus segera kau perbarui pengertiannya kepada sahabat terdekat yang namanya diri mu itu, maka pelajaran itu adalah tentang keberanian – sebuah nama bagi kesediaan untuk bertindak yang didasari oleh pengertian yang baik.

.......

Rekan-rekan Super Members terkasih,

Saya tinggalkan ‘perjalanan’ introspeksi ini sampai di sini, agar Anda-lah yang meneruskannya bagi kebaikan penasehatan kepada diri Anda dan diri pribadi lain yang penting bagi Anda.

Bila ada yang dapat Anda teruskan dan Anda share untuk kita semua, saya mohon Anda tidak ragu untuk menuliskannya di ruang keluarga kita yang ramah ini.

Terima kasih dan salam super,

Mario Teguh








copyright ©2006 MARIO TEGUH SUPER CLUB

Jumat, 13 Februari 2009

TIPS TENANG DI TEMPAT KERJA : BUATLAH KOPIMU SENDIRI

Dalam menyelesaikan pekerjaan kantor sehari-hari, ketenangan merupakan faktor kunci yang harus selalu diupayakan ada dalam diri setiap karyawan. Bagaimana bisa bekerja dengan baik bila diri berada dalam kondisi yang tidak tenang? Ketenangan pada diri seseorang tentu saja tidak hanya menyangkut ketenangan batin tapi ketenangan fisik juga tak kalah penting.
Banyak karyawan yang sebelum memasuki kantor sudah was-was duluan. Hati deg-degan, jantung berdebar-debar dan perasaan seperti diburu-buru. Seperti ada yang mengejar-ngejar dari belakang dan itu membuat diri jadi panik. Lebih-lebih, kalau sejak di perjalanan sudah ditelepon oleh bos dan diingatkan bahwa hari ini akan ada meeting atau presentasi penting tertentu, maka sebelum sampai di kantor pun rasanya "kemrungsung", ada kekhawatiran akan gagal dan sebagainya sehingga mengganggu keseimbangan psikis dan fisik.

Terlepas dari situasi-situasi luar biasa yang harus dihadapi dengan kesiapsediaan dan persiapan khusus, bagaimana pun ketenangan merupakan suatu keadaan yang selalu diperlukan. Bekerja dengan tenang yang terjaga akan memberikan hasil yang lebih maksimal. Atau, dengan kata lain, ketenangan yang maksimal akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Oleh karenanya, senantiasa diperlukan karyawan-karyawan yang tenang, tidak gampang panik, dalam segala situasi dan kondisi.

Untuk mencapai sikap tenang sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan. Setiap individu bisa melakukannya dengan usaha-usaha kecil, namun efektif untuk membantu menenangkan diri setiap saat, sepanjang hari. Seperti :

1. Memberi salam saat memasuki kantor.
Ucapkan asalamualaikum atau pun selamat pagi dengan tulus, sambil menebar pandangan ke seisi ruangan, menatap satu per satu teman-teman yang sudah lebih dulu hadir di kantor. Mereka akan bersautan menjawab salam Anda dan itu akan memberikan efek kebersamaan yang kuat. Anda akan mendapatkan energi positif dari situ.

2. Mengecek email sebelum yang lain.
Chatting, brosing, nge-blog, posting di milis sudah bukan rahasia lagi telah menjadi bagian keseharian kita di kantor. Lakukan saja. Tapi, sebelum itu semua sebaiknya cek email terlebih dahulu agar jangan sampai ada janji meeting, surat penawaran dari calon klien, pertanyaan yang harus dijawab segera dan hal-hal penting lain berkaitan dengan pekerjaan yang terlewat atau pun terlupa. Jawab segera email yang memang mendesak untuk dijawab, jangan ditunda. Dengan mengawali hari seperti itu akan membuat Anda tenang untuk mengerjakan tugas- tugas selanjutnya.

3. Menjaga sikap duduk yang tenang.
Sikap dan posisi duduk yang benar, dagu yang selalu mendongak, tubuh yang senantiasa tegap akan memberikan efek ketenangan pada keseluruhan fisik dan juga jiwa Anda.

4. Melepas sepatu
Tidak, Anda tidak salah dengar. Ini memang disarankan karena dengan telapak kaki yang terbebas dari sepatu, dan langsung menatak ke lantai/karpet, akan menstimulasi perasaan tenang.
5. Bunga di vas dan bola remas
Kalau bunga "beneran" merepotkan, maka bunga plastik yang ditaruh dalam vas kecil di atas meja pun akan menjadi pemandangan yang menyegarkan. Bola remas yang biasa Anda jumpai di toko-toko "serba lima ribu" bisa membantu Anda di saat-saat tertentu ketika Anda panik atau khawatir. Dengan meremas-remas bola itu, ketegangan yang menyelimuti tubuh Anda akan mengendor sehingga Anda menjadi lebih tenang.

6. Sesekali makan siang lebih awal
Berkantor di pusat perkantoran yang padat membuat Anda harus mengantri panjang saat makan siang di kantin. Dengan memajukan waktu makan siang sedikit lebih awal dari yang lain, Anda akan bisa menikmati makan siang Anda lebih santai, dan selesai juga lebih cepat sehingga memberikan ketenangan untuk menghadapi separo hari kerja yang masih harus dilewati.
7. Buatlah kopimu sendiri
Menjelang sore mungkin Anda perlu secangkir kopi atau teh. Tidak perlu harus selalu menyuruh office boy untuk melakukannya. Pergilah sendiri ke pantri untuk membuatnya dan itu memberi kesempatan bagi Anda untuk bergerak, meregangkan otot-otot tubuh yang kecapekan duduk, hingga akhirnya Anda mendapatkan ketenangan.

8. Selalu berpikir positif
Ya, berpikir positif bukan sekedar lawakan yang selalu diulang-ulang oleh Tukul di acara Empat Mata. Meski ini klise, tapi dampaknya nyata. Berpikir positif bahwa orang yang akan Anda hadapi 1-2 jam lagi adalah orang yang kooperatif dan ramah akan membuat Anda tenang.
9. Jangan meributkan hal-hal kecil
Teman sebelah meja Anda lupa mengembalikan pulpen yang dipinjamnya dari Anda? Tidak perlu nyolot dengan misalnya, "Kebiasaan, deh!" Bilang saja, "Pulpennya udah belum..? Kalau udah taruh sini lagi ya, biar besok kalau mau minjam lagi gampang."

10. Kembangkan rasa humor
Jika Anda memiliki bos yang berselera humor dan suka melucu, bersyukurlah. Tapi, kalau tidak, Anda sendiri bisa menciptakan atmosfer kantor yang selalu diwarnai dengan humor. Komentari sesuatu dengan lucu agar tercipta suasana keakraban yang hangat dan menenangkan hati.

Mudah bukan…?

Rabu, 11 Februari 2009

BUANG RASA MINDER YUK!!

Beberapa sahabat menanyakan bagaimana sih cara mengatasi minder? apa sih minder itu, Minder atau rendah diri adalah perasaan diri tidak mampu dan menganggap orang lain lebih baik dari dirinya.Orang yang merasa minder cenderung bersikap egosentris, memposisikan diri sebagai korban, merasa tidak puas terhadap dirinya, mengasihani diri sendiri dan mudah menyerah. orang yang mempunyai rasa minder akan merasa lemah, kekurangan,rasa ber salah yg berlebihan, takut pd org lain,me narik diri dr lingkung an/pergaulan, cemas menghadapi sesuatu yg baru,tdk berani menghadapi kenyataan,sukar mengambil keputusan,takut akan kegagalan.

Sering kali kita lebih menghargai orang lain daripada diri sendiri. Sikap ini membuat kita menjadi "minder" dan bahkan mungkin enggan berinteraksi dengan orang lain.Tentu saja sikap "minder" akan merugikan diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Sebab kita tidak bisa membuat diri kita berharga bagi orang lain dan mendedikasikan talenta ataupun keterampilan kita bagi orang-orang di sekitar kita. Untuk mengatasi sikap minder tersebut ada satu syarat, yakni menghargai diri sendiri.

Minder adalah tipikal orang yg bermental lemah. Mental yg lemah akan merasa selalu tidak aman. Selalu gelisah dan kuatir. Karena kerja otak sudah dipenuhi dg rasa kuatir, takut dan gelisah tanpa sebab atau disebabkan oleh hal-hal kecil, maka kerja otakpun menjadi lemah dan tidak dapat berfungsi untuk memikirkan hal-hal besar yg bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.

Ciri-ciri orang yang merasa minder ialah:

Suka menyendiri.
Terlalu berhati-hati ketika berhadapan dengan orang lain sehinggakan pergerakannya kelihatan kaku.
Pergerakannya agak terbatas, seolah-olah sedar yang dirinya memang mempunyai banyak kekurangan.
Berasa curiga terhadap orang lain
Tidak percaya bahawa dirinya memiliki kelebihan
Sering menolak apabila diajak ke tempat-tempat yang ramai orang.
beranggapan bahwa orang lainlah yang harus berubah,
menolak tanggung jawab hidup untuk mengubah diri menjadi lebih baik.

Oleh karena itu, minder harus sebisa mungkin dihindari dan dicari jalan keluarnya dalam rangka mengubah pribadi kita menuju kepribadian yg
self-esteem (baca: self estiim). Suatu tipe kepribadian yg dimiliki orang yang
bisa menggapai mimpi atau suksesnya.

Penyebab perasaan minder adalah:

* Saat lahir - setiap orang lahir dengan perasaan rendah diri karena pada waktu itu ia tergantung pada orang lain yang berada di sekitarnya.
* Sikap orangtua - memberikan pendapat dan evaluasi negatif terhadap perilaku dan kelemahan anak di bawah enam tahun akan menentukan sikap anak tersebut.
* Kekurangan fisik - seperti kepincangan, bagian wajah yang tidak proporsional, ketidakmampuan dalam bicara atau penglihatan mengakibatkan reaksi emosional dan berhubungan dengan pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya.
* Keterbatasan mental - membawa rasa rendah diri saat dilakukan perbandingan dengan prestasi tinggi dari orang lain, dan saat diharapkannya penampilan yang sempurna padahal aturannya pun tidak dipahami.
* Kekurangan secara sosial - keluarga, ras, jenis kelamin, atau status sosial.

Minder, semua orang tahu maknanya, adalah sikap yg manusiawi. Semua orang memiliki sikap dan perasaan ini dg level yg berbeda.
Minder adalah manusiawi, akan tetapi menjadi tidak manusiawi lagi ketika kita tidak berusaha untuk menghilangkan sikap dan perasaan minder untuk mengatasi rasa mindar dapat dlakukan hal-hal sebagai berikut:

Tips Mengatasi Minder/Rendah Diri

1. Hadapi rasa takut jangan dihindari.

Toh ia tidak akan berakibat seburuk yg anda kira. Melawan rasa takut akan menambah percaya diri anda.

2. Hargai diri sendiri sebagai Ciptaan Tuhan.

Bila anda telah berhasil dalam berbuat sesuatu. Bila tidak mengapa orang lain mesti menghargai anda? Bukankah akan lebih mudah apabila anda membantu dan menghargai diri sendiri?

Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan membuat kita tetap rendah hati walaupun telah diberi kesempatan menikmati banyak kesuksesan.
Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan juga dapat membuat kita lebih tegar dalam menyikapi kelemahan kita. Semua ciptaan Tuhan adalah sempurna menurut fungsi dan tanggung jawab yang kita emban dalam hidup ini.

Kita tidak perlu meratapi diri dalam menghadapi kelemahan yang tidak bisa diperbaiki. Kelemahan ini membuat kita mendapat kesempatan melihat hal-hal lain yang bisa kita lakukan bukan terpaku pada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan lagi. sejak awal kita telah menjadi pemenang.
Bayangkan,anda dan saya adalah pemenang.! Ketika ribuan bahkan jutaan sperma yang berebutan dapat masuk membuahi telur pada rahim ibu,maka hanya satu yang menang menebus semuanya dan mengalahkan yang lain,yaitu kita. Kita sudah menang mengalahkan sperma yang hanya bisa bertahan hidup di tengah jalan.

3. Kenali Diri. Mengenali diri merupakan bagian tersulit dalam proses menghargai diri.

Mengenali diri merupakan sebuah proses yang menuntut kejujuran kita dalam melihat dan mengevaluasi diri. Hanya dengan kejujuran inilah kita bisa mengidentifikasi keunggulan kita dan hal-hal dalam diri kita yang masih perlu kita perbaiki ataupun kembangkan lebih lanjut.

Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa memilih strategi terbaik untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Jika kita telah mengenal diri dengan baik, kita bisa memahami kekuatan kita yang bisa kita "bagikan" kepada orang lain. Kita juga bisa memahami apa yang bisa kita pelajari dari orang lain.

4. Atasi Kelemahan Anda

Hal yang satu ini sering kali sulit kita lakukan. Kita seringkali tidak mau mengakui kelemahan kita. Kita sering kali mengandalkan penilaian orang lain semata terhadap kelemahan kita. Padahal sebenarnya jika kita jujur, kitalah orang yang seharusnya lebih tahu kelemahan kita sendiri.

Jika kita jujur, kita mungkin mendapatkan bahwa kelemahan kita mungkin saja bukan kelemahan, tetapi kesalahan yang kita lakukan: kebiasaan buruk (misalnya: kebiasaan menunda pekerjaan, kebiasaan melakukan terlalu banyak pekerjaan dalam kurun waktu tertentu; sikap negatif (misalnya:
lupa berterima kasih pada orang-orang yang telah banyak membantu, lebih suka melakukan segala sesuatu sendiri tanpa melibatkan orang lain); atau cara pandang yang salah terhadap kesuksesan dan strategi untuk meraih sukses.

5. Lupakan kegagalan masa lalu

Bianya kegagalan juga dapat membuat kita merasa minder/rendah diri, tapi yang kita harus lakakan dari kegagalan belajarlah dari kesalahan itu tetapi janganlah mengira sesuatu itu salah sebelum ia akan terjadi lagi. Hindari membuat kesalahan yg sama tetapi jgn membatasi diri anda dg mengira bahwa anda gagal sebelumnya sehingga tidakakan bisa berhasil kali ini. Coba lagi, maka anda akanmenjadi lebih bijak dan lebih kuat. Jangan terperangkap pada masa lalu.

Setelah anda bisa membunuh rasa minder Silakan anda nikmati rasa percaya diri yang kelak akan mengantarkan anda menjadi manusia yang punya arti di hadapan Tuhan maupun manusia lainnya. dan dengan mengatasi rasa minder adalah sebuah langkah awal kita untuk menggapai semua keinginan kita, Ubah perasaan rendah diri kepada perasaan yang membina keyakinan diri.

Kita berhak sukses seperti orang lain. Jangan biarkan perasaan rendah diri menguasai dalam bersaing mencapai keinginan dalam hidup.
Pupuklah semangat untuk dapat bersaing itu adalah baik untuk masa depan. Semoga sahabat semua dapat mengatasi rasa minder untuk dapat terus menggapai mimpi.

(Dan Kami tlah meninggikan sebahagian mrk atas sebagian yg lain bbrp derajat, agar
se bagian mrk dpt mem pergunakan sebagian yg lain.rahmat ALLOH lebih baik dr
apa yg mrk kumpul kan (QS Az zukhruf: 32 ))

Take time to THINK. It is the source of power
Take time to READ. It is the foundation of wisdom
Take time to be QUIET. It is the opportunity to seek God
Take time to DREAM. It is what the future is made of
Take time to PRAY. It is the greatest power on earth....... . The ESQ book